Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Injil Yohanes: Penulis, Latar belakang, Waktu, Tujuan, Tempat, Garis Besar

Selamat datang di situs Blogger Toraja.

Matius, Markus, Lukas dan Yohanes adalah keempat Injil dalam Alkitab. Maksud Injil-injil ini adalah untuk memberitakan pekataan dan perbuatan Yesus sebagai kesaksian bahwa didalam Dia Kerjaaan Allah telah datang.

Dengan kedatangan Yesus itu digenapilah nubuat-nubuat Perjanjian Lama tentang Raja Abadi, Mesias yang dijanjikan.

Itulah sebabnya juga Yesus diberi gelar: Kristus (Mat. 1:1, Mrk. 1:1, dan pada tiap permulaan surat, kecuali Yohanes, disamping banyak tempat yang lain lagi). Mesias = Masyiah (bahasa Ibrani), Christos (bahasa Yunani) = yang diurapi.

Pada artikel kali ini, Blogger Toraja akan membahas mengenai pengantar Injil Yohanes yang mencakup siapa penulis Injil Yohanes, kapan waktu penulisan Injil Yohanes, tujuan penulisan Injil Yohanes, Tempat penulisan Injil Yohanes, garis besar Injil Yohanes dan ringkasan kitab Yohanes.

Penulis Injil Yohanes

Menurut tradisi gereja yang ditetapkan sejak permulaan abad kedua, Injil Yohanes ditulis oleh rasul Yohanes, anak Zebedeus (Mat. 4:21). Ibunya adalah Salome, saudara Maria, ibu Yesus (Mat. 27:55-56).

Yohanes adalah seorang yang agak kaya, karena dikatakan bahwa bapanya mengupah orang dalam usaha perikanan (Mrk 1:19-20), dan Yohanes juga memiliki rumah sendiri (Yoh. 19:27).

Yesus pernah menyebut dia "anak guruh" (Mrk. 3:17). Memang begitulah sikapnya semula, sebagaimana ternyata dalam Lukas 9:53-55, dimana mereka meminta ijin dari Yesus untuk menurunkan api hukuman keatas orang Samaria, supaya mereka dibinasakan.

Yohanes bersama saudaranya Yakobus sangat berambisi pada masa muda mereka (Mrk 10:35-38), tetapi setelah Yohanes lanjut usia, ia menjadi semakin lemah lembut, seperti ternyata dalam surat-suratnya yang pertama, kedua dan ketiga. 

Pada masa tuanya ia ditangkap dan dibawa sebagai tawanan ke pulau Patmos, dimana ia menulis surat Wahyu, pada zaman kaisar Domitian. Kemudian ia dilepaskan lalu ia kembali ke Efesus, dan meninggal pada usia kira-kira 100 tahun.

Latar Belakang Injil Yohanes

Injil Yohanes ditulis dilatarbelakangi oleh penekanan tiga kata penting yaitu: tanda, percaya dan hidup. Jika arti istilah ini dan pemakaiannya dalam Injil ini dimengerti dengan baik, maka pembaca akan memperoleh pengetahuan yang praktis akan isinya.

1. Tanda-tanda

Kata "tanda-tanda" adalah istilah Yohanes untuk mujizat Yesus. Dengan istilah tersebut dia ingin menanamkan kesan kepada pembacanya tentang arti mujizat, dan terutama tentang kenyataan siapa Yesus itu sebenarnya. Semua tanda itu dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa Yesus adalah "Kristus, Anak Allah".

Dari sekian banyak tanda yang dilakukan Yesus, Yohanes hanya memilih tujuh buah untuk menunjukkan sifat Kristus. Tiap tanda itu mempunyai berita khusus:

  • Air diubah menjadi anggur - kekuasaan Yesus atas mutu.
  • Anak seorang pegawai istana disembuhkan - kekuasaan Yesus atas jarak
  • Orang yang lumpuh disembuhkan - kekuasaan Yesus atas waktu
  • Lima ribu orang diberi makan - kekuasaan Yesus atas jumlah yang banyak
  • Berjalan diatas air - kekuasaan Yesus atas hukum alam
  • Orang buta disembuhkan - kekuasaan Yesus atas keadaan yang tidak berdaya
  • Membangkitkan Lazarus dari antara orang mati - kekuasaan Yesus atas kematian.

Lima dari ketujuh mujizat ini terdapat dalam injil Yohanes saja. Pemberian makan lima ribu orang adalah satu-satunya mujizat yang dicatat oleh semua penulis Injil; peristiwa berjalan diatas air terdapat juga dalam Injil Matius dan Markus.

2. Percaya

Salah satu kata yang paling sering muncul dalam kitab ini ialah kata "percaya", yang disebut kira-kira sembilan puluh delapan kali. Kata tersebut selalu dipakai dalam bentuk kata kerja dan tidak pernah dalam bentuk kata benda (percaya bukan kepercayaan).

Hal ini memberi kesan bahwa selalu ada sesuatu yang terjadi. Yohanes sedang mengajarkan arti percaya kepada Yesus itu bukannya dengan memberi defenisi kata percaya, melainkan dengan memberi contoh-contoh. 

Kata itu dipakai untuk menunjukkan tanggapan orang akan Yesus. Jika mereka percaya kepadaNya, mereka menjadi pengikutNya; jika mereka tidak percaya, mereka menentang Dia. Bagaimanapun juga, setelah mereka berjumpa dengan Kristus, mereka tidak bisa tinggal netral.

Disamping kata "percaya" Yohanes juga memakai sejumlah kata sinonim untuk menjelaskan maksudnya. Beberapa diantaranya ialah "menerima"(1:12), "minum" (4:14), "datang" (6:35), "makan" (6:51), "masuk" (10:9). 

Semua kata ini dipakai dalam percakapan sehari-hari dan akan menjadi sangat berarti jika diterapkan pada hubungan rohaniah antara manusia dengan Kristus. Percaya kepadaNya sama seperti menerima sebuah pemberian, minum air yang menyegarkan, masuk melalui pintu kedalam kandang domba. Keperluan dipenuhi, dahaga dipuaskan, rasa lapar dikenyangkan.

3. Hidup

Istilah ini menyatakan akitbat hal percaya kepadaNya. Menerima hidup berarti menjadi anak Allah dengan jalan dilahirkan dalam keluargaNya. Itulah sifat ilahi yang diberikan kepada orang percaya. Tuhan Yesus berkata kepada Nikodemus, orang Farisi itu, "Jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah" (3:3). Kehidupan ini diuraikan sebagai hidup yang kekal (3:15) dan karenanya merupakan lawan dari keadaan mari rohaniah yang berarti dibinasakan (3:16).

Waktu Penulisan Injil Yohanes

Injil Yohanes ditulis kira-kira pada tahun 80-100 Masehi, yaitu satu generasi setelah ditulisnya Injil-injil yang lain. Jika benar Yohanes meninggal pada usia yang sangat lanjut pada 98-117, maka Injil ini diterbitkan sesudah tahun 98, jadi kurang lebih tahun 100. Agaknya tidak lama kemudian, sebab papirus yang tertua ini terdapat di Mesir dan berasal agaknya dari waktu sekitar tahun 130. Hal ini berarti bahwa pada zaman itu suatu salinan sudah dibawa ke Mesir.

Tempat Penulisan Injil Yohanes

Didalam Injil ini tidak ada tanda-tanda apapun yang menunjuk kepada tempat tertentu Injil Yohanes dituis. Menurut tradisi, mulai sejak Ireneus, Yohanes meninggal di Efesus.

Bagaimana Yohanes sampai kesana? Dari sejarah gereja kita mengetahui bahwa orang-orang Kristen menyingkir ke desa Pella - disebelah timur sungai Yordan (bnd. Mat. 24:15), waktu kota Yerusalem hendak dikepung oleh tentara Roma (tahun 68). Kemudian separuh lagi tersebar kemana-mana. Mungkin Yohanes dengan beberapa teman pergi ke Efesus, lalu menetap disitu (sekitar tahun 80).

Penerima Injil Yohanes

Siapa penerima kitab Injil Yohanes? Jika Injil Matius ditulis untuk orang Yahudi, Injil Markus untuk orang Roma, Injil Lukas untuk orang Yunani, maka Injil Yohanes ditulis untuk semua umat Kristen, sebagai suatu kesaksian untuk meyakinkan mereka dalam kepercayaannya.

Maksud dan Tujuan Injil Yohanes

Tujuan penulisan Injil Yohanes ada tiga berganda yakni:

  1. Untuk meyakinkan anak-anak Tuhan (Yoh. 20:31), "Supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya."
  2. Yesus Kristus ada dari kekal (Yoh. 16:28), "Aku datang dari Bapa ... dan Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa." (Lih. 6:69, 10:30, 14:9).
  3. Yesus datang untuk milik-Nya (Yoh.1:11-12), "Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah".

Yohanes 1:1-18, sebagai pendahuluan Injil ini, menyebut dengan terang maksud Allah bagi anakNya, dan bahkan maksud Allah bagi mereka yang akan percaya kepada AnakNya. Yesus Kristus yang pada mulanya ada bersama-sama dengan BapaNya dalam kemuliaan (Yoh.17:5). Dialah yang menciptakan dunia ini, sehingga Ia "menjadikan dengan firmanNya apa yang tidak ada menjadi ada" (Rm. 4:17b). 

Keadaan Yesus sebagaimana dilukiskan oleh Yohanes terdapat dalam Yohanes 1:14, dimana dikatakan, "Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya ... (dan Ialah) penuh kasih karunia dan kebenaran" terhadap kita.

Perbedaan Injil Yohanes dengan Injil Matius, Markus, Lukas

Injil Yohanes meyakinkan pengikut Tuhan dalam iman mereka melalui pelajaran-pelajaran tentang ketritunggalan Allah, keilahian Yesus dan keselamatan bagi semua orang yang percaya kepada Tuhan.

Injil Yohanes mengutamakan ajaran-ajaran yang dapat menutupkan mulut para pengeritik dan semua musuh Tuhan (Lih. Yohanes 20:31). Dalam Injil Yohanes lebih banyak dicatat ajaran-ajaran Tuhan, sedangkan mujizat-mujizatNya yang tercantum disini pada umumnya hanyalah yang tidak tercatat dalam Injil-injil yang lain.

Dalam Injil Yohanes tidak ada silsilah, karena Yesus dilambangkan sebagai "Firman" yang ada bersama-sama dengan Allah Bapa dari semula (Yoh. 8:58), "Sebelum Abraham jadi, Aku telah ada." Firman itu adalah sumber segala kuasa penciptaan, kuasa kehidupan, dan cahaya terang yang tak pernah akan dapat digelapkan.

Masa muda Tuhan Yesus, pencobaan-pencobaanNya, dan panggilan kepada murid-muridNya tidak diceritakan. Peristiwa-peristiwa lain yang tak dicatat ialah: Yesus dipermuliakan diatas gunung, amanat agungNya, dan kenaikanNya ke sorga.

Garis-garis Besar Injil Yohanes

Sebelum Injil Yohanes dipelajari lebih lanjut, sebaiknya dibaca dahulu dengan mempergunakan garis-garis besar sebagai berikut:

  • Prakata Injil Yohanes. Anak Allah, Firman yang kekal itu menjadi manusia (1:1-18)
  • Anak Allah menyatakan diriNya kepada dunia ini (1:19-12:50)
    1. Kesaksian Yohanes pembaptis dan murid-muridNya terhadap Dia (1:19-51)
    2. Anak Allah itu menyatakan diriNya dengan tanda-tanda mujizat dan ajaranNya sampai di Samaria dan di Galilea (2:1-4:54)
    3. MujizatNya di Yerusalem menjadi sumber dari konflik diantara bangsa Yahudi dan Tuhan Yesus (5:1-47)
    4. Tuhan Yesus dinyatakan sebagai sumber hidup yang kekal (6:1-71)
    5. Di Yerusalem Yesus bersaksi tentang tempat asalNya (7:1-52)
    6. Yesus mengampuni perempuan yang berzinah (7:53-8:11)
    7. Yesus adalah terang dunia ini. Yesus dan Abraham (8:12-59)
    8. Mata seorang yang buta dimelekkanNya dan mata bangsa Yahudi semakin dibutakanNya (9)
    9. Gembala yang baik (10)
    10. Yesus adalah kebangkitan dan hidup (11)
    11. Yesus mulai menghadapi penderitaanNya. Kesimpulan daripada pelayananNya (12).
  • Yesus menyatakan diri kepada murid-muridNya dalam ajaranNya dan doa syafaatNya (13-17)
  • Walaupun Yesus ditangkap, diadili dan disalibkan, namun dalam semuanya Ia akhirnya dipermuliakan (18-20)
  • Yesus menampakkan diri kepada murid-muridNya dan secara khusus Ia mengutus Petrus (21).

Referensi:

M. Dunnet, Walter. (2013). Pengantar Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas

Chapman, Adina. (2004). Pengantar Perjanjian Baru. Bandung: Yayasan Kalam Hidup

Duyverman. (2009). Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia

Blogger Toraja
Blogger Toraja Menulis adalah bekerja untuk keabadian, semua orang akan mati kecuali karyanya
close