Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

1 Korintus: Latar Belakang, Penulis, Waktu, Tempat, Tujuan, Isi, Garis Besar, Ringkasan

Selamat datang di situs Blogger Toraja.

Menurut penggolongan surat-surat Paulus yang terdahulu, surat-surat ini harus dipandang sebagai uraian ajaran keselamatan, karena sebagian besar berkenaan dengan pokok keselamatan. Bersama-sama dengan surat Galatia dan Roma, surat-surat ini merupakan inti semua tulisan Paulus.

Inti khotbah Paulus, iman kepada Kristus dan pengabdian kepada-Nya diuraikan panjang lebar didalamnya. Berulang-ulang terbaca ungkapan kegemarannya "di dalam Kristus" yang menguraikan hubungan baru antara orang yang telah dilahirkan kembali dengan Juruselamat dan Tuhannya.

Keadaan Jemaat di Korintus

Kota Korintus adalah sebuah kota yang terkemuka di negara Yunani. Secara geografis, kota ini terletak di pertengahan segala arus perdagangan antara daerah-daerah timur dan barat. Bapa-bapa dari kota ini bangga atas kedudukannya, karena kekayaan dan keindahannya. 

Kota ini mula-mula dibangun pada tahun 146 s.M. Penduduknya merasa sangat bangga atas pe ngetahuannya dan kebijaksanaannya (lihat 1 Kor 1:18-2:5).

Sekolah-sekolah mereka cukup banyak yang mementingkan pelajaran bahasa asing, kesusilaan, dan filsafat-filsafat dunia. Akibatnya, orang Korintus suka berpidato.

Sayangnya kekayaan dan keindahannya itu merosot, karena penyelewengan dan korupsi. Kesalahan-kesalahan yang sangat menonjol di antaranya adalah kebebasan dalam nafsu berahi yang mereka utamakan. 

Dewa-dewa mereka adalah dewa yang berlagak berfoya-foya dan nafsu berahi. Rumah-rumah sembahyang mereka sudah biasa menjadi pusat segala kejahatan dan kemesuman.

Dalam keadaan semacam ini, Paulus mampir untuk membangun, mengajar dan melayani jemaat di Korintus. Untuk lebih mengerti latar belakangnya kita perlu membaca Kisah para Rasul 18. 

Pada waktu itu Paulus berumur kira-kira 50 tahun. Tiap-tiap hari Sabat Paulus mengajar di rumah-rumah ibadat (Kis 18:3-4). la menghadapi begitu banyak tantangan di situ, sehingga ia merencanakan untuk meninggalkan mereka saja (Kis 18:6). 

Tetapi Allah menyatakan diri kepadanya dalam penglihatan (Kis 18:9-10), dan berkata "Jangan takut! Teruslah memberitakan Firman dan jangan diam ... sebab banyak umat-Ku di kota ini.' Lalu Paulus menetap di situ selama satu tahun setengah untuk mengajar mereka. Yang menemani Paulus adalah Akwila dan Priskila (Kis 18:2). 

Sebagai hasil pelayanannya, antara lain Krispus, kepala rumah ibadat dengan seisi rumahnya, bersama banyak teman lain menjadi percaya (Kis 18:8). Sangat mungkin mereka ini menjadi anggota jemaat yang pertama di Korintus.

Latar Belakang Kitab 1 Korintus

Pertama kali Paulus mengunjungi Korintus pada perjalanannya yang kedua (Kisah para Rasul 18:1-17). Sementara menunggu Silas dan Timotius yang akan datang dari Makedonia untuk bergabung dengannya di Korintus, Paulus berjumpa dengan Akwila dan Priskila, dan setelah mengetahui bahwa mereka juga pembuat tenda seperti dirinya sendiri, dia tinggal bersama-sama mereka sementara dia meneruskan penginjilannya.

Setiba rekan-rekan sekerjanya yang membawa kabar dari daerah utara (di Tesalonika dan Barea), sekali lagi Paulus menekankan pernyataannya bahwa Yesus adalah Mesias" (yaitu Kristus). Hal ini mendatangkan reaksi yang biasa dari orang Yahudi dan sejak saat itu Paulus memusatkan diri untuk menginjili orang-orang bukan Yahudi di Korintus (Kisah 18:6). 

Tidak lama kemudian sejumlah orang telah menjadi Kristen, termasuk Krispus, kepala rumah ibadat. Selama kira-kira delapan belas bulan Paulus menerus kan program ajaran yang sistematis di antara mereka.

Rupanya kejadian yang menyebabkan rasul itu meninggalkan kota tersebut ialah penampilannya di depan Galio, gubernur Akhaya, yang tinggal di Korintus. Ketika Galio mendengarkan dakwaan-dakwaan orang Yahudi terhadap Paulus, dia sama sekali tidak mengcuhkan mereka. 

Ini disebabkan karena soal itu menyangkut hukum Yahudi bukan hukum Romawi, dan ruang pengadilannya tidak mengurusi hal-hal agama. Harus dikatakan bahwa ketidak-acuhan Galio sebenarnya sangat menolong, karena itu mengalihkan tindakan-tindakan orang Yahudi sehingga Paulus bebas meneruskan pelayanannya

Sementara ia berada di Efesus pada perjalanan penginjilannya yang ketiga (Kisah 19:1-41), orang-orang dari keluarga Kloe memberitahukan bahwa keadaan di Korintus memburuk (I Korintus 1:11). Lagi pula, sepucuk surat telah dikirimkan oleh jemaat Korintus yang menanyakan sejumlah masalah kepada rasul Paulus (I Korintus 7:1: 8:1; 12:1; 16:12; 16:1). Surat kiriman pertama ini ditulis untuk menjawab soal-soal tersebut dan hal-hal lain yang berhubungan.

Penulis Surat 1 Korintus

Jika dilihat dari gaya bahasa, istilah, jiwa surat, maka dapat disimpulkan bahwa penulis surat 1 Korintus ada Paulus. Bahkan para kritikus yang radikal, yang sering mengatakan bahwa tulisan Paulus bukanlah buah karyanya yang asli biasanya menerima sura-surat ini sebagai berasal dari Paulus sendiri.

Waktu / Tahun Penulisan Kitab 1 Korintus

Paulus menulis surat 1 Korintus menjelang akhir kunjungan tiga tahunnya ke Efesus (selama kemisi ketiganya), yang mungkin berakhir kira-kira antara 55 dan 56 M. (bnd. Kisah Para Rasul 19:10; 20:31; Penuntun bagi Tulisan Suci, “Surat-Surat Paulus”).

Tempat Penulisan Kitab 1 Korintus

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat di Korintus ditulis di kota Efesus (1 Korintus 16:7-9). Bukan saja Paulus yang mengatakan hal itu tapi juga hubungan yang lancar antara pengarang dan jemaat Korintus.

Tujuan, Isi dan Manfaat Penulisan Kitab 1 Korintus

Pikiran inti surat ini ialah bahwa penebusan harus diterapkan dalam keadaan hidup sehari-hari. Orang percaya harus ingat bahwa hidup barunya di dalam Kristus menghendaki suatuu cara hidup yang baru. Himbauan ini dilakukan berdasarkan hubungan antara Roh Kudus dan orang percaya itu (3:16,17; 6:11,19,20).

Jika kita mengingat akan sifat kota Korintus, maka perintah-perintah itu akan lebih ditekankan lagi. Dalam abad pertama kota Korintus terkenal karena kejahatan dan tîngkah laku yang tidak susila, yang ditonjolkan oleh pemujaan yang berhawa-nafsu dan rusak kepada dewi Afrodit, yaitu dewi percintaan orang Yunani. 

Kuil dewi ini, termasuk seribu pelacur agama, merupakan perbedaan yang nyata sekali dengan orang percaya yang merupakan "bait Roh Kudus" dan tuntutanNya akan hidup benar.

Dalam bagian pertama surat itu (pasal 1-6), sebagian besar ajaran Paulus mengenai masalah wewenang di dalam gereja. Orang-orang percaya di Korintus telah terbagi-bagi menurut "kesetiaan agama" yang berbeda-beda. 

Beberapa orang memihak Paulus, yaitu pembela doktrin pembenaran oleh iman dan pembebasan orang Kristen dari ikatan hukum Taurat. Dia juga pendiri gereja Korintus. Ada lain yang memihak Apolos, guru yang pandai dari Aleksandria, yang berpengetahuan luas mengenai Kitab Suci. 

Dia pernah mengikuti Paulus dalam kunjungannya ke Korintus (Kisah 18:24-19:1). Masih ada golongan lain yang berpendapat bahwa Petrus adalah seorang pemimpin yang baik, karena dia seorang dari dua belas murid Tuhan, dan sangat mengasihi Kristus serta memperhatikan prinsip-prinsip hukum Tuhan.

Dan akhirnya, ada pula golongan yang tidak menyetujui perselisihan paham tersebut dan menyatakan, "Kita hanya mengikuti Kristus." Golongan yang terakhir inilah yang paling buruk, karena mereka merasa lebih tinggi dari saudara-saudara seiman mereka dan berusaha menahan Kristus bagi diri mereka sendiri. 

Jawaban Paulus yang kena dan singkat terhadap semua persoalan seperti itu diberikan dalam 3:1-9. Bersamaan dengan ini dia mendorong untuk memperoleh pengertian rohaniah yang benar mengingat bahwa mereka bertanggung jawab kepada Allah, baik dalam hidup di dunia maupun pada saat menghadap kursi pengadilan (2:1-16; 3:10-23).

Dua persoalan lain, yaitu soal percabulan (5:1-13; 6:12-20) dan penuntutan perkara (6:1-11),dibahas dalam bagian ini. Paulus menegur jemaat itu karena mereka tidak menangani soal-soal itu sendiri.

Orang yang terlibat dalam percabulan harus dihukum dengan keras. Akan tetapi hukuman itu hendaknya kelak mengakibatkan pemulihan si pelanggar (5:3-5). Paulus mengajar bahwa persoalan yang kedua harus diurus oleh gereja dan bukannya oleh pengadilan duniawi.

Sebenarnya, penuntutan perkara itu sendiri sudah merupakan kekalahan bagi kamu" (6:7). Himbauannya yang terakhir ialah agar mereka memelihara persatuan dan kemurmian tubuh Kristus.

Dalam bagian kedua dari surat kiriman itu (pasal 7-16) muncullah berbagai macam masalah. Namun demikian sebagian besar isinya berkaitan dengan hubungan-hubungan rohaniah, baik antara sesamna orang percaya (pasal 7-10) ataupun keadaan-keadaan di bidang pelayanan gereja (fasal 11-14). Ketika menghadapi masalah hubungan pernikahan, 

Paulus memberi perintah agar kesucian hubungan itu dipelihara oleh orang-orang yang bermaksud menikah, oleh rumah tangga yang terpisah dan oleh wanita-wanita yang tidak kawin. Sebuah motif rohaniah nyata sekali sepanjang pembicaraan itu.

Ketika menghadapi persoalan hati nurani, Paulus menetapkan beberapa prinsip-prinsip pembimbing. Pertama, mereka tidak diperbolehkan menahan sesuatu dalam hidupnya kalau nal itu merupakan batu sandungan bagi sesama Kristen (8:9,13). Kedua, jangan merintangi pemberitaan Injil, melainkan sebaiknya membantunya (9:12,22). Ketiga, semua hal harus dilakukan "untuk kemuliaan Allah'" (10:31).

Pelayanan kaum wanita di gereja dan keadaan-keadaan yang selayaknya untuk perjamuan Tuhan dibicarakan dalam fasal 11. Sifat dan pemakaian karunia-karunia Roh adalah pokok pembicaraan Paulus dalam fasal 12-14. Karunia-karunia itu harus digunakan dengan kasih (pasal 13) dan segala sesuatu harus "berlangsung dengan sopan dan teratur" (14:40). 

Hal ini perlu karena semua orang percaya adalah anggota satu Tubuh (12:12-30). Karenanya, jika ingin memelihara persatuan Tubuh dan jika pekerjaan Tuhan mau maju, haruslah karunia-karunia Roh dipakai dengan selayaknya.

Hanya dalam pasal 15 dibicarakan persoalan yang semata-mata berhubungan dengan doktrin. Inilah nas yang terbaik dalam Perjanjian Baru mengenai kebangkitan tubuh. Pertama dibicarakan kebangkitan Kristus (ayat 1-10). 

Kemudian kebenaran yang besar ini diterapkan (ayat 20-58). Karena Dia bangkit dari kubur, demikian jugalah semua manusia pada saat yang ditetapkan Allah (ayat 22). Paulus menggambarkan kebangkitan tubuh itu. 

Tubuh itu akan menjadi tubuh rohaniah'" (ayat 44), yaitu bercirikan hidup rohaniah dan bukan hidup alamiah. Akan tetapi sama seperti tubuh kebangkitan Tuhan, maka tubuh kebangkitan kita juga dapat dikenali. Harapan besar bagi kebangkitan orang percaya diuraikan dalam ayat 50-58 (band ingkan I Tesalonika 4:13-18).

Ketika menutup surat kiriman yang panjang ini, Paulus mengi ngatkan mereka seperti yang dilakukannya di gereja-gereja di Galatia untuk mengumpulkan bantuan bagi orang-orang kudus di Yerusalem yang memerlukan pertolongan. Pemberian mereka itu hendaknya diberikan dengan tetap, sukarela dan sesuai dengan penghasilan mereka (16:1,2).

Garis Besar Kitab 1 Korintus

Sebelum surat ini dipelajari lebih lanjut, sebaiknya dibaca dahulu dengan mempergunakan garis-garis besar berikut:

  • Tantangan-tantangan dalam jemaat (1:10-4:21)
    • Mereka yang menurut pikiran duniawi tidak mengerti hikmat rohani (1:10-2:16)
    • Salah paham terhadap para pemimpin. Rahasia Allah yang dipercayakan kepada Paulus (3:1-4:5)
    • Paulus menjadi teladan dalam kerendahan hati dan dalam kesabaran (4:6-21).
  • Kesusilaan dalam jemaat (5-6)
    • Pelanggaran-pelanggaran dalam jemaat harus ditindak (5)
    • Pola-pola hidup bagi orang Kristen yang mencari keadilan dan sikap terhadap percabulan (6)
  • Masalah-masalah perkawinan diperbincangkan (7)
  • Masalah-masalah penyembahan berhala (8-10)
    • Kemerdekaan dikendalikan dalam kasih (8)
    • Contohnya ini dalam diri Paulus (9)
    • Janganlah berkompromi dalam penyembahan berhala (10)
  • Penyalahgunaan upacara-upacara dalam jemaat (11)
    • Pola-pola hidup bagi para wanita dalam jemaat (11:1-16)
    • Penyalahgunaan perjamuan malam (11:17-34)
  • Rupa-rupa karunia yang dipakai untuk membangun jemaat (12-14)
    • Biarpun ada karunia yang berbeda-beda, namun semuanya sangat berharga dalam jemaat (12)
    • Kasih adalah karunia Allah yang terpenting dan terutama (13)
    • Diantara karunia-karunia yang berlainan, karunia untuk bernubuat (atau mengajar) adalah karunia yang terutama untuk membangun jemaat (14)
  • Kebangkitan Kristus dan kebangkitan kita (15)
  • Tentang bantuan untuk jemaat di Yerusalem dan nasihat-nasihat Paulus yang terakhir (16).

Ringkasan dan Kesimpulan Kitab 1 Korintus

Berikut ini ringkasan dan kesimpulan surat Paulus yang pertama kepada jemaat di Korintus:

  1. Pendahuluan, 1:1-9
  2. Menjawab laporan dari Kloe, 1:10-6:20
  3. Menjawab surat dari Korintus, 7:1-16:9
  4. Penutup, 16:10-24

Referensi:

M. Dunnet, Walter. (2013). Pengantar Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas

Chapman, Adina. (2004). Pengantar Perjanjian Baru. Bandung: Yayasan Kalam Hidup

Duyverman. (2009). Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia

Blogger Toraja
Blogger Toraja Menulis adalah bekerja untuk keabadian, semua orang akan mati kecuali karyanya
close