Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Surat Roma: Latar Belakang, Penulis, Tempat, Waktu, Tujuan, Isi, Garis Besar, Ringkasan

Selamat datang di situs Blogger Toraja.

Surat Paulus kepada jemaat di Roma ini mendapat tempat yang agak utama dari antara surat-surat Paulus, bukan karena kitab ini ditulis lebih dahulu daripada yang lainnya, melainkan karena apa yang dicatat di dalamnya memuat uraian yang serba lengkap mengenai kabar kesukaan yang telah diberitakan oleh Paulus dan rasul-rasul lain. Surat Roma merupakan suatu surat edaran yang sangat bermanfaat bagi jemaatjemaat Tuhan.

Seorang mahasiswa teologia pernah membaca seluruh Kitab Roma sampai tiga kali dalam jangka waktu tiga jam, untuk mendapat angka yang baik dalam ujiannya. Tetapi setelah ia ulang membacanya lagi, tercenganglah ia oleh karena isinya. 

Sudah bertahun-tahun ia menganggap dirinya seorang Kristen, tetapi sekarang ia sadar bahwa hukuman Allah yang akan dijatuhkan ke atas seluruh umat manusia, akan berlaku juga baginya, dan bahwa tidak ada jalan lain yang menuju kepada keselamatan dan kekudusan, kecuali dengan iman kepada Kristus sebagai Penebusnya. 

Sebelum ia mengakhiri pembacaan ini, ia telah menjadi seorang yang baru di dalam Kristus. Semoga ajaran-ajaran dalam Kitab Roma ini, dapat memberikan semangat dan ke- hidupan baru oleh pekerjaan Roh Kudus bagi kita semua juga. Amin!

Keadaan Jemaat di Roma

Kota Roma dikenal sebagai pusat peradaban dunia, tetapi peradabannya itu sudah sangat merosot. Ibu kota ini mempunyai kedudukan yang mulia dan berkuasa dalam pemerintahan, tetapi kejahatan di situ sudah sangat meningkat. 

Korupsi di kalangan pegawai negeri sudah tidak dapat dicegah lagi. Separuh dari penduduknya menjadi budak belian, dan separuhnya hidup dalam kesenangan dan kemewahan, tanpa bekerja. Pernikahan dan ikatan keluarga dianggap sebagai sesuatu yang tidak begitu penting lagi. 

Status moralitas sudah sangat rendah sekali, di mana sering orang hidup dan bergaul dengan sebebas-bebasnya. Soal perceraian gampang diurus, bahkan sering kali orang tidak nikah. Kebobrokan moralitas ini menyelinap masuk sampai ke dalam rumah-rumah sembahyang, bahkan sering bersarang di situ. 

Segala macam kejahatan, percabulan dan kemesuman, seperti yang tercatat dalam Roma 1:23-30, makin hari makin bertambah parah.

Dari keadaan di kota Roma, sebagaimana yang tercatat diatas, dapat kita ketahui bahwa synagoge-synagoge orang Yahudi juga terlibat dalam keadaan yang serupa. Walaupun demikian, ada juga beberapa orang Yahudi dan penganut agama Yahudi dari kota Roma yang mendapat kesempatan untuk menyaksikan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada hari Pentakosta di kota Yerusalem, sebagaimana tercantúm dalam Kisah para Rasul 2:1-4 (Lihat juga Kis 2:10.) Tentu saja, dari antara para musafir itu, ada juga mereka yang kembali ke Roma dengan sukacita dan kegembiraan dalam Tuhan.

Tradisi mengatakan bahwa Petrus membentuk jemaat di Roma pada masa Kaisar Klaudius dalam tahun 42 M. Paulus menulis suratnya kepada jemaat di Roma, 15 tahun kemudian. Masakan Paulus melupakan Petrus dan tidak menyebut namanya, jikalau ia sudah melayani di situ selama 15 tahun. 

Dari kitab-kitab sejarah nyatalah bahwa Petrus mulamula menginjili di Yudea. Dalam tahun 44 M, ia dipenjarakan di Yerusalem oleh Herodes Agripa. Dalam tahun 50 M, Petrus mengikuti persidangan jemaat yang pertama di Yerusalem. Dalam tahun 64 M, ia menulis suratnya yang pertama dari kota Babylonia. Jadi Petrus bekerja di bagian timur, bukan di bagian barat.

Latar Belakang Surat Paulus Kepada Jemaat di Roma

Sejak lama rasul Paulus ingin mengunjungi jemaat Kristen di Roma (15:23) untuk menguatkan iman mereka (1:11). Walaupun sampai saat itu maksudnya terhalang, dia siap untuk "memberitakan Injil kepada kamu juga yang diam di Roma" (1:13-15).

Pada perjalanan penginjilannya yang ketiga, sebelum meninggalkan Korintus (Kis 20:1-3), dia menulis surat ini sebagai pengganti kunjungannya, dan rupanya telah dititipkannya kepada Febe dari Kengkrea (16:1,2). 

Tidak lama kemudian Paulus ditahan di Yerusalem (Kis. 21:27, dan seterusnya). Dengan demikan akhirnya dia tiba juga di Roma, tapi sebagai tawanan (Kis. 28:16)

Penulis Kitab Roma

Mungkin kita semua sepakat bahwa surat Roma ditulis oleh Rasul Paulus sendiri. Tidak terdapat bahan dalam surat ini yang melawan anggapan itu.

Penerima Surat Roma

Surat Roma dialamatkan kepada jemaat di Roma yang sebenarnya belum pernah ia kunjungi sebelumnya. Mengenai keadaan kota roma dan latar belakang jemaat di Roma sudah saya jelaskan panjang lebar diatas.

Didalam surat ini ia menguraikan panjang lebar pokok-pokok kepercayaan di dalam Injil Kristus, masalah-masalah orang Yahudi dalam agamanya, dan hubungan antara anak-anak Tuhan dari kalangan Yahudi dengan mereka yang berasal dari bangsa-bangsa lain.

Tempat Penulisan Kitab Roma

Paulus sudah menyelesaikan usaha pemberitaan Injil di sebelah timur (15:19, 23) dan sedang menuju ke Yerusalem (15:25) untuk menyampaikan pemberitaan jemaat Makedonia dan Akhaya. Dari surat Korintus kita memperoleh keterangan bahwa pemberian itu dikumpulkan untuk diserahkan kepada Paulus pada perjalanannya yang ketiga (2 Kor. 9:1-5; 13:1).

Pasal 16:1 menyatakan bahwa Surat Roma diantarkan oleh Febe, "Saudara dari kita yang melayani jemaat di Kengkrea". Kenkrea terletak disebelah timur Korintus pada tanah genting, yang menghubungkan Peloponesus dan Akhaya khususnya; merupakan pelabuhan untuk kapal dari jurusan timur.

Jadi kemungkinan besar Surat Roma ditulis Paulus dari kota Korintus pada waktu ia berada di Akhaya (Kis 19:21 dan Kis 20:1-3).

Waktu Penulisan Kitab Roma

Berhubung dengan catatan Kis. 20:3, kita menarik kesimpulan bahwa surat ini dikirim dari Kengkrea ketika Paulus terpaksa mengambil keputusan untuk menempuh jalur darat. Agaknya surat yang panjang dan teratur ini sudah didiktekan lebih dahulu, yaitu dalam jangka waktu tiga bulan, ketika Paulus berada di tanah Yunani (Kis. 20:2), a.l juga di Korintus. Menurut catatan Kis. 20:6; Surat Roma ditulis pada bulan-bulan pertama tahun 57.

Tujuan dan Isi Surat Paulus Kepada Jemaat di Roma

Kata-kata pembukaan Paulus memadukan banyak ucapan yang bersifat pribadi dan teologis (1:1-17). Banyak yang diceritakannya tentang dirinya sendiri. Dia seorang hamba Kristus, namun seorang rasul juga (1:1). Tugasnya ialah menginjili bangsa-bangsa (1:5). Dia seorang yang tekun berdoa (1:9,10), seorang yang bekerja dengan sungguh-sungguh (1:13-15) dan yang tidak malu akan Injil yang diberitakannya (1:16). 

Bersama dengan ini dia menguraikan juga bahwa Injil sudah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama (1:2), berpusat pada Putra Allah (1:3), "kuasa'" Allah yang membawa keselamatan bagi orang percaya (1:16) dan berisi kenyataan kebenaran Allah kepada orang yang setia (1:17).

Bagian pertama yang utama dari surat kiriman ini (1:18-3:20) menggambarkan keadaan manusia yang berdosa dan menunjukkan bahwa seluruh dunia ini memerlukan penebusan. Dalam uraian mengenai berbagai golongan manusia biasa terdapat gambaran kemerosotan rohaniah dan akhlak. 

Sesungguhnya, kemerosotan rohaniah membawa kepada kemerosotan akhlak. Manusia telah berpaling dari Allah dan jatuh ke dalam penyembahan berhala (1:21-23), karenanya "Allah menyerahkan mereka (1:24,26,28). 

Ada orang yang menyalahkan sesama mereka, tetapi sebenarmya mereka sendiri patut disalahkan (2:1-3), karena mereka melakukan hal-hal yang sama. Allah akan "membalas setiap orang menurut perbuatannya" (2:6). 

Orang bukan Yahudi yang tidak memiliki Taurat Yahudi yang tertulis, memiliki kata hati dalam diri mereka (2:14,15). Meskipun semua hak istimewanya, orang Yahudi tidak memelihara hidup rohaniah mereka sehingga karena kegagalan tersebut nama Allah dicela di antara orang bukan Yahudi (2:24,25).

Keputusan terakhir menyatakan mereka semua bersalah di hadapan kebenaran Allah. Dengan perbuatan "tidak seorangpun yaang dapat dibenarkan di hadapan Allah" (3:20).

Kemudian Paulus menyatakan persediaan Allah (3:21-5:21). Jawabannya adalah pembenaran dan itu terjadi "karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya" (3:22). Allah sanggup memelihara kebenaranNya sendiri, namun dapat menyatakan bahwa orang berdosa dibenarkan karena pekerjaan Kristus yang mendatang kan penebusan (3:24-26). 

Untuk melukiskan prinsip pembenaran oleh iman, Paulus memakai Abraham sebagai contoh (seperti yang dilakukannya di surat Galatia juga), dengan menunjukkan bahwa pembenaran Abraham mendahului penetapan penyunatan dan pemberian hukum taurat. 

Jadi hanya karena imannya dia telah dinyatakan benar di hadapan Allah (4:10-13). Setelah dibenarkan, orang berdosa itu dapat memiliki beberapa manfaat (5:1-11) yang dihasilkan oleh pekerjaan Yesus Kristus (5:12-21).

Berikutnya Paulus membicarakan efek penebusan yang logis (6:1-8:39). Hal-hal yang terlihat dalam hubungan yang baru dengan Allah sangat luas. Hidup yang baru (6:11) dan kesetiaan yang baru (6:12-14) harus dinyatakan. 

Meskipun perangai yang lama senantiasa menuntut untuk berkuasa kembali (7:24, namun ada kemenangan melalui pekerjaan Roh Kudus (fasal 8). Roh itu memberi kita kuasa (8:16) dan berdoa untuk kita (8:26). Sungguh janji Tuhan itu benar, yaitu "Cukuplah kasih karuniaKu bagimu" (II Korintus 12:9). 

Selanjutnya, Paulus menjelaskan bahwa beritanya itu untuk seluruh dunia (9:1-11:36). Injil itu bagi orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi. Walaupun Allah sudah mengesampingkan umat pilih anNya, yaitu Israel, tetapi la tidak menolak mereka (11:1). Dia mahakuasa dan hanya melaksanakan rencana penebusanNya (9:19-32). Kelak Israel akan dipulihkan dan diberkati (11:25-32). 

Dewasa ini Injil diberitakan kepada semua orang dan "barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan" (10:13). Dalam bagian yang akhir ini, Paulus menguraikan hasil-hasil pekerjaan penebusan (12:1-15:13). Paulus memulai dengan permohonan agar mengabdi kepada Tuhan dengan sepenuhnya (12:1,2), kemudian ia meneruskan dengan menunjukkan berbagai tanggung jawab dan hubungan yang dimiliki seorang Kristen. 

Orang Kristen harus dengan bijaksana menilai dirinya sendiri dengan mengingat kasih karunia Alah; ia harus menunaikan pelayanannya di dalam gereja (12:3-8) dan mengadakan hubungan yang selayaknya dengan orang lain(12:9-21), dengan pemerintah (13:1-7), dengan masyarakat (13:8-14), dan dengan sesama Kristen yang berlainan pendapat dengannya (14:1-15:13).

Kata-kata penutupnya lebih bersifat pribadi, terdiri dari harapan dan rencana rasul Paulus, terutama harapannya untuk bisa mengunjungi Roma, dan sejumlah salam kepada sahabat-sahabat dan teman sekerja dalam gereja Roma (15:14-16:27).

Garis Besar Kitab Roma

Berikut ini garis besar surat Paulus kepada jemaat di Roma:

Salam pembukaan dan pendahuluan (1:1-15)
Tema Surat Roma (1:16-17)
  • Injil yang dinyatakan kepada Paulus (1:18-11:36)
    • Semua orang  terlibat dalam dosa (1:18-3:20)
      1. Keadaan dan penyelewengan orang-orang bukan Yahudi (1:18-2:16)
      2. Keadaan dan penyelewengan orang Yahudi (2:17-3:18)
      3. Semua orang terlibat dalam dosa (3:19-20)
    • Jalan kebenaran (3:21-5:21)
      1. Karunia Allah menjadi kebenaran manusia melalui iman (3:21-31)
      2. Abraham dibenarkan karena imannya (4)
      3. Kebenaran Allah ditawarkan kepada semua orang melalui iman akan Kristus Yesus (5)
    • Jalan menuju kepada kesucian hidup (6-8)
      1. Hidup dalam kemenangan melalui penyerahan anggota-anggota tubuh kita kepada Allah (6)
      2. Pendirian dibawah hukum Taurat dan dosa (7)
      3. Kemenangan dalam kuasa Roh Allah (8)
    • Pilihan Allah terhadap orang Yahudi dan orang bukan Yahudi (9:1-11:36)
      1. Kedaulatan Allah terhadap bangsa pilihanNya (9:1-29)
      2. Kesempatan diberikan kepada bangsa lain (9:30-10:21)
      3. Sisa kaum pilihan Allah diselamatkan (11:1-36)
  • Kehidupan orang percaya (12:1-15:13)
    • Kelakuan dan kewajiban orang Kristen terhadap sesamanya (12:1-21)
    • Kelakuan orang kristen terhadap pemerintahnya (12:1-7)
    • Kewajiban-kewajiban orang Kristen dan hukum Taurat (13:8-14)
    • Keseimbangan dalam mempraktekkan sikap-sikap rohani diantara sesama orang percaya (14:1-15:13)
Nasihat-nasihat terakhir dan salam penutup (15:14-16:27)

Tema Surat Roma

Tema Surat Roma terdapat dalam 1:16-17, ialah Injil itu adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, baik dari orang-orang Yahudi, maupun dari orang-orang bukan Yahudi. Pokok utama di sini ialah: "Orang benar akan hidup oleh iman."

Ringkasan Kitab Roma

Dengan seksama Paulus menyatakan lima segi pokok ini.

  • Pendahuluan, 1:1-17
  • Dosa: perlunya penebusan, 1:18-3:20
    • Dosa orang bukan Yahudi, 1:18-2:16
    • Dosa orang bukan Yahudi, 2:17-3:8
    • Dosa seluruh dunia, 3:9-20
  • Pembenaran: penyediaan penebusan, 3:21-5:21
  • Penyucian: akibat penebusan, 6:1-8;39
    • Persekutuan dengan Kristus, 6:1-23
    • Pertentangan sifat-sifat, 7:1-25
    • Kemenangan oleh Roh, 8:1-39
  • Orang Yahudi dan orang bukan Yahudi: lingkup penebusan, 9:1-11:36
    • Masa lalu Israel - hukuman Allah atas dosa, 9:1-33
    • Israel sekarang ini - Allah menawarkan keselamatan, 10:1-21
    • Masa depan Israel - Allah menjanjikan pemulihan, 11:1-36
  • Pelayanan: buah-buah penebusan, 12:1-15:13
  • Penutup dan salam, 15:14-16:27

Kata Kunci Kitab Roma

Berikut ini ucapan-ucapan yang sering dipakai sebagai kata kunci dalam Surat Roma:

  1. Kasih karunia. Istilah ini terdapat lebih dari 20 kali dalam surat ini, yakni kasih karunia untuk keselamatan orang berdosa. Dengan kasih karunia Tuhan, kita dibenarkan; dengan kasih karunia-Nya kita diubah menjadi orang baru; dengan kasih karunia-Nya kita dikuduskan, dsb.
  2. Kuasa. Kata ini dalam bahasa asli disebut 'dinamis'. Dengan kata kuasa ini dimaksudkan kuasa Allah di dalam Injil-Nya, yang dapat menyelamatkan setiap orang yang percaya (Rm 1:16).
  3. Dosa. Sikap dosa ditekankan dalam Roma 6:23 sebagai kuasa maut. Dosa itu tetap mema tikan, dan dosa juga selalu berbuah sampai banyak. Menanggung akibatnya terlalu pahit.
  4. Kebenaran Allah (Rm 3:22), yang diterima oleh anak-anak Tuhan karena iman mereka dalam Yesus Kristus. Kebenaran ini bukan kebenaran yang berasal dari kita, melainkan kebenaran yang berasal dari Allah sendiri.
  5. Pendamaian, yang diperoleh karena iman dalam darah Kristus (Rm. 7 3:25). ni terjadi sebagaimana tercantum dalam Roma 5:10-11, ialah kita "diperdamaikan oleh kematian Kristus, dan diselamatkan oleh hidup-Nya".
  6. Iman, yang berasal dari Allah, yakni "ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing" (Rm 12:3).
  7. Anak Allah. Oleh Roh Kudus orang yang percaya dijadikan anak-anak Allah dan ahli waris akan janji-janji Allah (Rm 8:15-17).
  8. Penebusan, yaitu yang artinya tercantum dalam Roma 3:24 dan Efesus 8 1:7. Penebusan itu ada dalam Yesus Kristus, dan kita memperolehnya dengan cuma-cuma karena Kristus sudah menanggung harganya dalam kematian-Nya.
  9. Pemilihan Allah terhadap anak-anak-Nya. Di sini ada dua macam pemilihan, yakni Allah memilih kita untuk mewarisi keselamatan, dan la memilih kita sebagai utusan-Nya dalam penginjilan dan pelayanan (Rm 9:11 dan Yoh 15:16, 19). 
  10. Pilihan Allah dari sejak semula, yaitu sebelum dunia ini dijadikan, Allah sudah mengetahui siapa yang akan memilih Dia sebagai Penebusnya. Dan mereka itu yang menjadi pilihan Allah dari asas dunia (Rm 8:29 dan Ef 1:4-5).

Referensi:

M. Dunnet, Walter. (2013). Pengantar Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas
Chapman, Adina. (2004). Pengantar Perjanjian Baru. Bandung: Yayasan Kalam Hidup
Duyverman. (2009). Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia

Blogger Toraja
Blogger Toraja Menulis adalah bekerja untuk keabadian, semua orang akan mati kecuali karyanya
close