Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ahli Taurat Adalah

Selamat datang di situs Blogger Toraja.

Ahli Taurat merupakan sebuah istilah yang kerap kali ditemukan dalam Perjanjian Baru. Ahli Taurat berasal dari kata Ibrani Soper (akar kata:spr). Semula kata ini berarti sebuah pesan tertulis yang dikirim, kemudian, berarti tulisan, dan akhirnya berarti penulis. 

Sedangkan kata Yunaninya grammateus, berasal dari kata gramma, yang berarti: sesuatu yang ditulis, atau yang paling umum berarti: huruf-huruf yg tertulis. 

Akar kata Yunani ini dapat mengacu kepada seluruh aspek tulisan dan pendidikan. Dalam bahasa Ibrani, Yunani, dan bahasa-bahasa lain, jurutulis memiliki beragam arti yang cukup luas, yang berubah dari masa ke masa dan dapat pula mengacu pada sejumlah peran sosial. 

Mungkin padanan kata yang paling dekat dalam bahasa Indonesia masa kini adalah sekretaris sebuah profesi yang mencakup mulai dari jurutulis sampai pejabat tinggi pemerintah, baik dalam bahasa Semitik maupun bahasa Yunani.

Istilah sopër ataupun grammateus pada umumnya digunakan untuk pegawai pemerintah tingkat menengah, misalnya panitera kota atau pejabat kantor sekretariat pengadilan yang bertugas di bagian administrasi, antara lain membuat berita acara persidangan, dan tugas administrasi lainnya (Kis. 19:35).

Ahli Taurat dalam Perjanjian Lama

Di Perjanjian Lama, untuk pertama kali kata sôpër muncul dalam Nyanyian Debora, yang oleh Lembaga Alkitab diterjemahkan sebagai para pembawa tongkat pengerah (Hak. 5:14). 

Di Yerusalem soper merupakan pejabat tinggi, panitera yang mengurus keuangan, kebijakan, dan administrasi (2Raj. 22; Yer. 36:10). Barukh, yang mencatat ucapan-ucapan Nabi Yeremia, adalah seorang sôpër (Yer. 36:32) yang bekerja di lingkungan para pejabat tinggi pemerintah (Yer. 36). 

Meskipun tidak ada bukti langsung tentang keberadaan sekolah-sekolah untuk para calon soper di Israel, mungkin saja ada beberapa di kota-kota besar. 

Sementara itu, literatur Hikmat di Perjanjian Lama tampaknya mencerminkan aktivitas dan sekolah soper serupa yang ditemukan di Mesir dan Mesopotamia.

Pada periode pascapembuangan soper (LAI TB: ahli kitab) yang paling terkenal di Perjanjian Lama adalah Ezra, seorang imam dan ahli kitab yang menguasai Taurat Musa (Ezr. 7:6, 12), yang memohon kepada raja Persia, Artahsasta, untuk memimpin rombongan orang-orang Yahudi di pembuangan kembali ke Yerusalem. 

Sang raja lalu memerintahkan sejumlah pejabat untuk mempersiapkan bekal dan perlengkapan yang Ezra perlukan untuk kembali ke Palestina dan beribadah di sana (7:21-22). Raja juga memerintahkannya untuk mengangkat para pemimpin dan hakim-hakim yang tahu tentang hukum Allah dan hukum raja (7:25-26). 

Di Ezra 8-10, Ezra sebagai ahli Taurat berperan sebagai pemimpin orang-orang yang kembali dari pembuangan bersama para imam pemimpin, kaum Lewi, dan keluarga-keluarga. Meskipun Ezra merupakan keturunan imam kepala, ia tidak bertugas memimpin kultus peribadahan, melainkan menjadi pemimpin religius. 

Sementara itu, Nehemia adalah seorang gubernur (Neh. 8-9). Dengan fungsi itu, Ezra menjalankan tugas sebagai pengajar dan imam. la memimpin pembacaan Taurat di depan umat, sementara kelompok Lewi membantu umat memahami hukum dan memimpin mereka dalam doa dan persembahan kurban (Ezr. 8).

Ahli Taurat di Perjanjian Baru

Dari masa ke masa, sampai sebelum periode Perjanjian Baru, ahli Taurat adalah orang-orang yang memiliki keterampilan menulis yang dapat dikaitkan dengan kelompok imam, nabi, dan lingkaran pemimpin lainnya. 

Di Perjanjian Baru, ahli Taurat tampak terlihat sebagai sebuah kelompok yang kompak dan bersatu. Secara khusus, para penulis Injil-injil Sinoptik menggambarkan ahli Taurat sebagai sebuah kelompok yang menentang Yesus.

Di Injil Markus, ahli Taurat diasosiasikan dengan Yerusalem dan para imam kepala sebagai bagian dari kepemimpinan agama Yahudi. Meskipun peran mereka tidak dijelaskan secara terperinci, tampaknya ahli Taurat menjalankan fungsi sebagai pejabat tinggi dan penasihat. 

Bbrp ahli Taurat yang bekerja di Galilea diidentifikasi sebagai orang-orang Yerusalem (3:22;7:1). Mereka dikenal sebagai para pengajar yang memiliki otoritas untuk menjelaskan hukum dan adat-istiadat Yahudi (1:22; 9:11). 

Masih di injil Markus, ahli Taurat terlihat sebagai kelompok politik yang bersatu menentang Yesus. Tetapi kemungkinan besar mereka ini adalah sejumlah ahli Taurat yang merasa terancam akan popularitas Yesus yang semakin menanjak pada waktu itu.

Bagi penulis Injil Matius, ahli Taurat dan Farisi merupakan dua kelompok yang memiliki kepentingan yg sama. Mereka adalah pilar kelompok intelektual untuk agama Yahudi. Peran ahli Taurat di jemaat Kristen perdana diakui Injil Matius (13:52; 23:34). Karena itu tidak tepat jika ahli Taurat digeneralisasi sebagai kelompok yang secara keseluruhan menentang Yesus dan pengajaran-Nya. 

Di Kisah Para Rasul, ahli Taurat tetap terlihat sebagai para pemimpin intelektual di Yerusalem yang aktif membela agama Yahudi. Di Injil Lukas, ahli Taurat dan Farisi tampaknya sering dilebur, dan terlihat sebagai dua kelompok yang serupa (7:30; 11:45; 14:3).

Secara umum, ahli Taurat bukanlah sebuah organisasi atau kelas sosial yang bersatu sbgmna kesan yang mungkin diperoleh dari Perjanjian Baru. Perlawanan terhadap jemaat Kristen perdana dan terhadap Yesus mungkin saja datang dari para pemimpin atau pejabat lokal.

Referensi:

Kamus Gereja & Teologi Kristen. (2022). BPK Gunung Mulia, Jakarta

Blogger Toraja
Blogger Toraja Menulis adalah bekerja untuk keabadian, semua orang akan mati kecuali karyanya
close