Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bagaimana Kratos Bisa ke Mitologi Nordik?

Selamat datang di situs Blogger Toraja dan selamat datang di Plot God of War Fallen God.

God of War adalah sebuah game yang dibuat dan dikembangkan oleh Santa Monica Studio dan diterbitkan oleh Sony Interactive Entertaiment (SIE). Ini merupakan sebuah video game dengan genre aksi penjelajahan yang menampilkan seorang Main Character bernama Kratos.

Kratos adalah seorang pejuang spartan dengan darah campuran antara dewa dan manusia. Ibunya adalah seorang manusia bernama Callisto dan ayahnya adalah dewa bernama Zeus. Jadi bisa disimpulkan bahwa Kratos adalah demigod.

Pada seri God of War Chains of Olympus, Kratos berhasil membalaskan dendamnya dan mengalahkan dewa-dewa olympus termasuk ayahnya sendiri yang notabene adalah pemimpin para dewa Olympus yakni Zeus.

Pada 9 November 2022 yang lalu seri God of War Ragnarok kembali dirilis yang kembali menampilkan tokoh utama Kratos dan anaknya Athreus. Oleh karena itu banyak fans yang bertanya-tanya, bagaimana bisa Kratos berpindah mitologi dari mitologi Yunani ke mitologi Nordik?

Nah di artikel kali ini, Blogger Toraja akan memaparkan bagaimana bisa Kratos berpindah ke mitologi Nordik di Norwegia? Oya plot God of War ini bersumber dari channel Youtube Droomp. Yuk langsung saja disimak pembahasannya berikut.

Bagaimana Kratos Bisa Berpindah ke Mitologi Nordik?

Kehancuran Olympus menandakan akhir dari  Yunani, dan semua ini disebabkan oleh kemarahan yang muncul dari seorang pejuang  sparta keturunan Zeus bernama Kratos. Ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri menggunakan Blade of Olympus setelah berhasil memperjuangkan pembalasan  dendamnya dan merasa tidak ada lagi yang harus ia lakukan. Ini adalah saat  baginya untuk meninggalkan dunia.  

Namun takdir berkata lain, Kratos belum mati. Perjalanan barunya akan segera dimulai. Kratos menyeret tubuhnya jatuh dari tebing ke sebuah gua dan menutupi luka bekas tusukan Blade of Olympus di perutnya dengan kain. 

Sadar ia telah dikutuk untuk berjalan di bumi selamanya sebagai hukuman atas seluruh perbuatan kejinya, Kratos terkejut melihat Blade of Chaos, senjata yang sudah tidak pernah terlihat lagi setelah kematian Ares, tiba-tiba saja muncul di hadapannya, mengingatkannya kembali akan masa lalu kelamnya. Ia berusaha menyingkirkannya dengan melemparkannya ke laut, namun Blade of Chaos muncul kembali setelah ia terbangun di keesokan harinya. 

Bertekad untuk menyendiri dan terbebas dari kutukan, Kratos berlayar dan membuang Blade of Chaos ke tengah lautan, sebelum kemudian mengembara di sebuah pulau berhari-hari tanpa tidur, berusaha melawan rasa kantuknya. Namun pada akhirnya ia kelelahan dan tertidur. Saat terbangun, Blade of Chaos muncul kembali, membuatnya marah dan melemparkan pedang itu jauh-jauh.

Berjalan ke sebuah desa yang terletak tidak jauh dari sana, Kratos kebingungan melihat semua warga ketakutan menyadari keberadaannya. Seorang pria tua kemudian datang untuk memberitahu bahwa mereka semua mengenal Kratos sebagai Ghost of Sparta, seorang pejuang Sparta yang membunuh istri dan anaknya sendiri. 

Selain itu, ia juga berbicara tentang bagaimana Kratos sudah ditakdirkan untuk datang ke Tanah Firaun, namun Kratos tidak ingin mendengar dan mendorongnya, memintanya untuk tidak ikut campur. Di saat Kratos pergi menjauh, sang pria  tua menegaskan bahwa Kratos yang ia sebut sebagai dewa perang tidak akan bisa mengelak takdir yang diberikan padanya. 

Pernyataan sang pria tua ini menandakan bahwa ia mengenal Kratos sebagai Dewa Perang dari Yunani dan secara tidak langsung menjelaskan bahwa kini Kratos telah tiba di Mesir.

Hari berganti menjadi minggu dan kemudian bulan, Kratos mengembara di mesir dan sempat diserang oleh 2 serigala, sebelum kemudian karena kelelahan, ia memutuskan untuk beristirahat di oasis, tempat ia bertemu dengan Baboon yang lagi-lagi berbicara tentang takdir, mengatakan bahwa ini adalah saatnya untuk berhenti melarikan diri dari takdir dan mencoba menerimanya.

Melihat Baboon berbicara, Kratos berpikir ia telah kehilangan akal sehatnya, entah karena terik matahari atau karena ia kelelahan, sehingga ia segera pergi meninggalkan oasis itu.

Malam itu, Kratos berlindung di sebuah gua, dan sambil menghangatkan diri di dekat api unggun, ia menyantap makanan. Namun karena kelelahan tidak beristirahat selama berbulan-bulan, rasa kantuk memenuhi dirinya dan ia pun tertidur.  

Saat terbangun, lagi-lagi Blade of Chaos muncul di hadapannya, membuatnya berteriak marah, menyadari bahwa ia akan selamanya menderita karena kutukan yang membuatnya abadi.

Lagi dan lagi, Kratos mencoba melarikan diri dari takdir dengan berkelana tanpa tujuan, meninggalkan Blade of Chaos di gua itu. Ia kerap kali menyakiti dirinya demi membuatnya tetap terjaga, hingga ketika berjalan di dekat sungai, ia bertemu dengan burung Ibis yang berbicara tentang takdir, sama dengan Baboon yang sebelumnya ditemui olehnya di Oasis.

Kratos memohon kepada Ibis untuk meninggalkannya sendirian dan bertanya, kapan penderitaannya akan berakhir? Sebelum kemudian ia pingsan sebagai akibat dari kelelahan. 

Sambil terbang menjauh, Ibis mengatakan bahwa Kratos memerlukan waktu istirahat itu untuk melakukan perjalanan panjang. Di bawah alam sadar, Kratos memimpikan dirinya berada di sebuah tempat yang tak diketahui, tempat ia bertemu dengan patung Athena yang mengatakan bahwa Kratos harus pulang untuk merangkul takdirnya. 

Lagi-lagi berbicara tentang takdir, Kratos mengelak dan menuduh Athena sebagai Dewi yang bertanggungjawab atas kembalinya Blade of Chaos pada dirinya. 

Terbangun dari mimpi aneh itu, Kratos mendapati Blade of Chaos kembali ke sisinya. Pria tua yang sama kemudian datang untuk bertanya, apakah Kratos telah menemukan jawaban dalam mimpinya,  dan Kratos menjawab bahwa ia tahu ia telah dikutuk untuk menjalani semua ini. 

Melihat Kratos masih saja berusaha mengelak takdirnya, sang pria tua memberitahu bahwa saat-saat Kratos dibutuhkan sudah dekat, sehingga ia menyarankannya untuk mengambil Blade of Chaos dan mulai mempersiapkan diri untuk pertempuran yang akan datang. 

Mengulangi apa yang telah ia lakukan sebelumnya, Kratos melemparkan Blade of Chaos ke danau dan  melanjutkan penjelajahannya seorang diri. Namun aneh, penjelajahannya ini hanya membawanya  kembali ke desa sama tempat ia pertama kali bertemu dengan sang pria tua. 

Warga desa disana menunjukkan raut wajah yang sama, raut wajah ketakutan, namun kali ini niatan mereka berbeda. Melihat kedatangan Kratos, mereka memohon untuk diselamatkan dari monster berwujud buaya raksasa yang mereka sebut sebagai “Chaos Beast”. 

Chaos Beast muncul dari dalam sungai hanya sesaat sebelum Kratos tiba di desa mereka, dan karena itulah, mereka percaya bahwa Dewa telah mendengarkan doa yang mereka panjatkan. Di tengah keributan, sang pria tua datang untuk sekali lagi berbicara tentang takdir, mengatakan bahwa kehadiran Kratos di desa ini pada waktu ini sudah tertulis dan ditakdirkan. 

Seketika mendengar itu, Kratos marah dan mengusir para penduduk desa yang mengerubunginya. Ia merasa tidak ada satupun dewa yang bisa mengendalikan takdirnya. Chaos Beast semakin mendekat,  dan sang pria tua untuk terakhir kalinya berusaha meyakinkan Kratos bahwa ia tidak bisa selamanya melarikan diri dari takdir. 

Kratos mengungkapkan kemarahannya, namun saat menoleh, sang pria tua sudah tidak ada lagi disana, membuat Kratos mulai mempertanyakan kewarasannnya. Di saat itu juga, Chaos Beast mulai menyerang, memaksa Kratos untuk menghadapinya dengan tangan kosong. 

Kratos menghajar Chaos Beast dan menghancurkan beberapa rumah desa dalam proses. Ia hampir saja termakan, namun berhasil melawan balik dengan merobek rahang atas Chaos Beast, seketika membunuhnya. 

Keluar dari persembunyian, para penduduk melihat kerusakan yang disebabkan dari pertempuran itu dan segera melarikan diri karena ketakutan, menganggap Kratos sebagai monster. Kratos kesal dengan para penduduk yang seolah tidak pernah puas, dan sang pria tua menampakkan kembali dirinya untuk memberitahu bahwa tujuan Kratos belum terpenuhi. 

Melihat sang pria tua bisa datang dan pergi secepat kilat, Kratos bertanya, apakah ia nyata atau tidak,  namun sang pria tua mengungkapkan bahwa itu tidak terlalu penting, yang penting adalah Kratos kini menyadari ancaman yang ada. Tepat di saat ia mengatakan itu, Chaos Beast lain berwujud kuda nil yang jauh lebih besar muncul dari dalam sungai, dan menurut sang pria tua, sudah tertulis bahwa Kratos akan menyelamatkan para penduduk desa dari monster itu.

Lelah akan apa yang dialaminya, Kratos tidak peduli dan memutuskan untuk pergi dari sana, namun sang monster tidak membiarkannya pergi, memaksa Kratos untuk berbalik dan menghajarnya. Pukulan Kratos sama sekali tidak berpengaruh pada Chaos Beast yang satu ini, ia malah dikirim terbang ke gunung dengan tendangan yang kuat, sampai-sampai jatuh kehilangan kesadaran. 

Sekali lagi, Kratos terbangun di alam mimpi dimana  ia berhadapan dengan Athena dan Dewa Kebijaksanaan Mesir, Thoth. Mereka berdua mengatakan bahwa Kratos sudah terlalu lama mencoba melarikan diri dari takdir yang sudah ditentukan untuknya dan kemudian berusaha mendorongnya untuk menerima Blade of Chaos. 

Disini, Thoth juga mengungkap bahwa pria tua yang kerap kali datang kepada Kratos untuk berbicara soal takdir, begitu pula dengan Baboon di Oasis, dan Ibis di dekat sungai adalah penyamarannya. Memang dalam mitologi mesir, Dewa Kebijaksanaan Thoth biasa digambarkan dengan seorang pria dengan kepala burung Ibis atau Baboon duduk. 

Tidak bisa mengelak takdirnya, Kratos meraih Blade of Chaos dan terbangun kembali untuk kemudian menyerang Chaos Beast. Blade of Chaos dapat dengan mudahnya menembus kulit monster itu, memungkinkan Kratos untuk mempertahankan diri dan membunuhnya. 

Kelelahan akibat pertarungan itu, Kratos yang menyadari bahwa selama ini ia telah dipenuhi dengan amarah, terjatuh pingsan. Thoth mengatakan bahwa Kratos telah memenuhi tujuannya, sebelum kemudian bersama Athena, ia pergi.

Terbangun dari pingsannya, Kratos berjalan kaki melanjutkan perjalanan. Perjalanan jauh membawa Kratos ke Northlands, wilayah yang dikuasai oleh Dewa-Dewi Nordik, Aesir dan Vanir. Aesir adalah Dewa-Dewi pokok dan utama yang cenderung berperan sebagai penguasa wilayah, ahli perang, dan  memiliki kekuasaan yang lebih besar dari Vanir. Sementara Vanir sendiri adalah Dewa-Dewi  yang mengatur kesuburan dan fenomena alam. 

Nah, disini mari kita hentikan pembahasannya terlebih dahulu, untuk mengenal lebih dalam mengenai Universe God of War, atau lebih tepatnya untuk menjawab pertanyaan, “Bagaimana Kratos bisa berpindah dari mitologi Yunani ke Mesir dan bahkan ke Nordik?” 

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu mendengar penjelasan dari director God of War, Cory Barlog. Cory Barlog menjelaskan bahwa semua mitologi, baik itu Yunani, Mesir, ataupun Nordik, berada di  satu tempat yang sama, di satu planet yang sama, hanya terpisah oleh Geografi. Artinya, mereka terletak di lokasi yang berjauhan. 

Setiap mitologi memiliki kepercayaan mereka masing-masing dan percaya bahwa tempat yang mereka huni adalah dunia atau alam mereka sendiri. 

Dewa Olympus berpikir bahwa Yunani adalah dunia milik mereka, tidak ada lagi dunia lain. Begitu pula dengan Aesir dan Vanir, mereka pikir wilayah Nordik adalah dunia mereka. Padahal kenyataannya, mereka berada dalam satu planet. Tapi terlepas dari itu, tetap saja ada beberapa Dewa yang memiliki wawasan lebih luas dibandingkan dengan yang lainnya. 

Lebih sederhananya, bayangkan Yunani dan Nordik sebagai 2 kepercayaan berbeda. Dalam mitologi Yunani, mereka percaya bahwa pemimpin para dewa adalah Zeus, sementara di Nordik, mereka mempercayai Odin. Begitu pula dengan dewa-dewa lainnya. 

Hanya saja dalam Universe God of War, Dewa-Dewa ini sungguhan ada, Zeus dan Odin adalah 2 dewa berbeda, bukan hanya beda nama. Tapi kalau begitu, bagaimana cara menjelaskan kehancuran dunia yang terlihat di ending God of  War 3? Bukannya Dunia terjatuh ke dalam kekacauan total setelah Zeus, sang raja Olympus terbunuh? 

Pertanyaan ini juga sudah dijawab oleh Cory Barlog secara tidak langsung dalam sebuah interview. Ia sempat menjelaskan bahwa setiap Dewa terikat pada  perbatasan wilayah mereka sendiri. Mungkin inilah yang menjelaskan kenapa kematian Dewa Olympus tidak memberikan efek pada Mesir maupun Nordik.  

Sebagai contoh saja, kematian Helios, sang Dewa Matahari menyebabkan matahari terselubung oleh awan gelap dan badai hujan untuk selamanya, tapi di komik God of War Fallen God, ketika Kratos tiba di mesir, tempat itu masih diterangi oleh matahari. Begitu pula dengan kematian Poseidon yang menyebabkan tsunami dahsyat dan menenggelamkan seluruh Yunani. Tsunami ini tidak tidak sampai ke Mesir dan Nordik. Tapi mungkin terkena cipratan sedikit. Nanti akan dijelaskan lebih lanjut di pembahasan God of War 2018. 

Jadi asumsi para fans yang mengatakan bahwa setiap mitologi terletak di alam atau planet yang berbeda, kemungkinan sudah terbantah. Tapi kita belum bisa sepenuhnya yakin sebelum Cory Barlog sendiri yang menjelaskannya secara terang-terangan. 

Nah yang masih menjadi misteri adalah apa takdir yang menunggu Kratos di Nordik? Siapa yang membawanya kesana? Dan apa tujuannya disana? 

Kita hanya tahu bahwa setelah menerima takdirnya dengan meraih Blade of Chaos, Kratos melakukan perjalanan jauh, mungkin menggunakan kapal sampai ke wilayah Northlands. Perjalanan menuju Northlands memakan waktu sekitar 35 tahun lebih, dan selama 75 tahun lamanya, Kratos menjalani kehidupan terpencil di Northlands seorang diri, sebelum kemudian bertemu dengan seorang wanita bernama Faye yang kemudian menjadi istrinya. 

Mereka dikaruniai seorang putra bernama Atreus, dan perjalanan baru Kratos pun dimulai.

Blogger Toraja
Blogger Toraja Menulis adalah bekerja untuk keabadian, semua orang akan mati kecuali karyanya
close