Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apa Itu Creatio Ex Nihilo?

Selamat datang di situs Blogger Toraja.

Pada pembahasan kali ini, Blogger Toraja akan memaparkan apa maksud dari creatio ex nihilo. Yuk langsung saja disimak pembahasannya berikut.

Apa Itu Creatio Ex Nihilo?

Creatio ex nihilo berasal dari bahasa Yunani, yang dalam bahasa Inggris berarti creation out of nothing yang diartikan penciptaan dari suatu ketidakadaan atau kenihilan. Istilah creation ex nihilo ini lebih banyak dipengaruhi oleh pemikiran Yunani/Helenis dibandingkan dengan pemikiran Yahudi itu sendiri atau bangsa-bangsa lain di sekitarnya.

Maksud dari Creatio Ex Nihilo

Bagi Teologi Kristiani tradisional yang amat mengutamakan kedaulatan Allah sebagai pencipta alam semesta dan segala sesuatu, hanya ada satu kemungkinan didalam menafsirkan Kejadian 1:1-3, yaitu menafsirkannya dalam kerangka prinsip creatio ex nihilo, untuk memperlihatkan bahwa Allah amat berkuasa dalam menciptakan dan tidak memerlukan bahan mentah atau bahan dasar apapun dalam sabda dan tindakan penciptaannya.

Dari arah sebaliknya juga dapat ditekankan bahwa bahwa alam semesta tidak dapat dijelaskan dari dirinya sendiri. Segala sesuatu tergantung kepada Allah dan secara ontologis Allah mendahului adanya kosmos. 

Penciptaan adalah sebuah tindakan yang dengan sengaja dan terencana dilakukan oleh Allah dengan tujuan tertentu, sehingga kosmos bukanlah sesuatu yang kebetulan saja dalam kegiatan ilahi ataupun emanasi yang mengalir secara otomatis dari yang ilahi. 

Meskipun para teolog dari kalangan Kristiani tradisional-konvensional omo kemudian menggunakan pendekatan kritik historis dengan memanfaatkan hasil -hasil penelitian sejarah agama dalam menafsir, biasanya tertekan pada prinsip creatio ex nihilo itu tetap kelihatan.

Beberapa ahli dan penafsir Perjanjian Lama (misalnya. Gerhard von Rad dan Walter Lempp) di satu pihak menerima prinsip teologis creatio ex nihilo itu dalam membaca dan memahami teks Kejadian 1:1-3, namun disisi lain mereka menyadari bahwa teks tersebut juga menyebut unsur-unsur khaos (kekacau-balauan; Ibr: tohu wabohu).

Kalau begitu, khaos itu apa secara ontologis? Terjemahan Kejadian 1:2 menurut LAI: "belum berbentuk dan kosong"; terjemahan Gerrit Singgih: "padang gurun belantara".

Dipengaruhi tafsiran Karl Bath antara lain dalam karyanya Kirchliche Dogmatik (Chruch Dogmatics), Von Rad dan Lempp memahami khaos sebagai hasil kecurigaan manusia bahwa dibalik penciptaan ada jurang kekacau-balauan, dan bahwa khaos adalah ancaman terhadap penciptaan.

Barth menguraikan sesuatu yang berada diluar Allah dan melawan Allah, tetapi tetap tunduk dibawah Allah. Sesuatu itu bukan ciptaan dan karena itu tidak dapat dikatakan "ada". Barth menyebutnya Das Nichtige (terjemahan Inggris: nothingness; terjemahan Indonesia: ketiadaan). Tetapi menurut Barth "nothingness is not nothing".

Beradasarkan uraian atas Kejadian 1:1-3, Singgih menyimpulkan dan berpendapat bahwa yang terjadi bukanlah sepenuhnya creatio ex nihilo melainkan juga ex nihilonihil fit (dari ketiadaan tidak mungkin ada yang terjadi atau tercipta). 

Allah berdaulat tetapi kedaulatannya tidak mencakup segala sesuatu. Ia tidak menciptakan khaos, tetapi Ia muncul dan menata khaos sehingga menjadi ciptaan yang teratur.

Keyword:

  • Maksud dari creatio ex nihilo
  • Contoh creatio ex nihilo
  • Ajaran creatio ex nihilo
  • Ex nihilo nihil fit artinya
  • Creatio ex nihilo PDF
Referensi: Kamus Gereja & Teologi Kristen. (2022). BPK Gunung Mulia, Jakarta

Blogger Toraja
Blogger Toraja Menulis adalah bekerja untuk keabadian, semua orang akan mati kecuali karyanya
close