Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Paulus dalam Alkitab: Latar Belakang, Pertobatan, Pelayanan

Selamat datang di situs Blogger Toraja.

Dalam sejarah Gereja tidak ada seorang lain yang melebihi Paulus sebagai penulis surat dan sebagai manusia. Riwayat hidupnya itu paling mengagumkan dalam sejarah umat manusia, dan sejak permulaan tarikh Masehi maka orang-orang pada segala abad sedikit banyak telah berhutang kepadanya. 

Sebelum memperhatikan tulisan-tulisan yang ditinggalkannya, baiklah kita lebih dulu mempertimbangkan hal-hal utama dalam hidupnya.

Keterangan-keterangan yang terbaik mengenai hidupnya berasal dari tulisannya sendiri, dan dapat ditemui dalam beberapa surat ki rimannya, terutama dalam surat Filipi, Galatia dan Korintus. 

Selain dari itu, tiga cerita tentang pengalaman pertobatan Paulus serta la poran tentang kegiatan dan kesaksiannya yang terdapat di kitab Kisah para Rasul merupakan keterangan yang sangat berharga.

Latar Belakang Paulus

Paulus adalah seorang Yahudi tulen. Inilah faktor utama untuk bisa mengerti perangai dan kegiatannya. Dia dilahirkan dalam keluarga Yahudi di kota Tarsus, propinsi Kilikia, dan karenanya selama bertahun-tahun dia terkenal sebagai Saulus dari Tarsus. 

Menurut pengakuannya sendiri, dia seorang Farisi, demikian juga ayahnya (Kisah para Rasul 23:6), berbicara bahasa Aram ("orang Ibrani asli"), dan diajar membuat tenda pada masa mudanya (Kisah para Rasul 18:3). Dia berasal dari suku Benyamin (Filipi 3:5). 

Menurut sejarahnya, suku Benyamin itu orang-orang yang berjiwa pejuang, dan agaknya Paulus menyatakan semangat yang amat besar dalam semua usahanya, terutama sekali dalam penganiayaan terhadap gereja (Galatia1:13). 

Dari kata-katanya sendiri di surat Galatia, kita tahu bahwa Saulus "jauh lebih maju'' dari banyak temannya, karena ia sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku" (1:14). 

Permulaan usaha Saulus untuk membasmi Gereja bertepatan dengan pembunuhan Stefanus (Kisah para Rasul 7:58-8:3). Dia tidak saja menganiaya... ."laki-laki dan perempuan" di Yerusalem, tetapi dengang surat kuasa Imam Besar (Yusuf Kayafas), dia pergi ke kota-kota lain untuk melaksanakan tugasnya (Kisah para Rasul 26:10,11). Pada perjalanan dinas seperti itulah Saulus dari Tarsus berjumpa dengan Yesus dan bertobat secara luar biasa.

Paulus berkebudayaan Yunani. Dia tidak saja dibesarkan dalam salah satu dari pusat pengetahuan Yunani yang utama, tetapi dia menunjukkan mengenal alam pikiran Yunani. Sebagai seorang cendekiawan, dia mengenal banyak ungkapan yang umum dipakai, yang diambil dari penulis-penulis kuno maupun yang sezaman dengannya (Kisah 17:28; Titus 1:12). 

Dia juga mempunyai "pandangan yang luas." Paulus tidak seperti orang-orang udik, karenanya día dapat menulis, "Bagi semua orang, aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka" (I Korintus 9:22). 

Karena latar belakangnya itu, dia sangat cocok untuk memberitakan Yesus Kristus kepada orang-orang bukan Yahudi.

Lagi pula, Saulus seorang warga negara Romawi. Ketika ia ditanyai mengenai statusnya oleh perwira Romawi di Yerusalem, yang memberitahukan tawanannya bahwa dia memperoleh kewarganegaraannya dengan "harga yang mahal,'" Paulus dengan bangga menjawab, "Tetapi aku mempunyai hak itu karena kelahiranku' (Kisah para Rasul 22:28). 

Sebelumnya, dia telah menyebut hak kewarganegaraannya di Filipi untuk memperoleh perlakuan yang sepantasnya dari pejabat-pejabat setempat (Kisah para Rasul 16:37-39). 

Status ini memberikan sejumlah hak yang berharga, seperti hak untuk memperoleh pemeriksaan sepantasnya sebelum penghukuman, hak untuk naik banding kepada Kaisar (bandingkan Kisah para Rasul 25:11,12) dan bahkan dalam perkara hukuman mati, maka hukumannya ialah pemenggalan kepala dan bukannya penyaliban.

Siapakah Nama Guru Paulus Sebelum Bertobat?

Saulus dilahirkan di Tarsus, dalam keluarga masyarakat tingkat atas. Ia diberi kehormatan untuk menjadi warga negara Roma. Pada usia muda dia pergi ke Yerusalem, dan menurut kesaksiannya yang tertulis dalam Kisah para Rasul dia belajar di bawah pimpinan Rabi Gamaliel I yang terkenal, guru yang utama pada sekolah Hilel (22:3). 

Demikianlah Saulus telah disiapkan oleh Tuhan untuk pelayanan yang khusus, baik dari segi kerohanian maupun dari segi pengetahuan umum, bahkan dari segi pendidikan agama Yahudi yang serba lengkap (Kis. 22:3, Flp 3:4-6).

Diperkirakan bahwa Paulus juga diajar oleh Tuhan sendiri selama tiga tahun pada waktu ia berada di tanah Arab, setelah ia bertobat (Lihat. Gal 1:17-18). Martin Luther menamakan Paulus "pekerja yang terbesar dalam Perjanjian Baru."

Pertobatan Paulus

Pada suatu hari secara tiba-tiba terjadilah hal yang tidak pernah dibayangkan oleh Saulus, dan yang membawa serta perubahan-perubahan yang radikal. Dia telah menyangkal pernyataan orang Kristen bahwa Yesus adalah Mesias, Putra Allah. 

Lebih lanjut, dia tidak percaya bahwa Yesus telah bangkit dari antara orang mati seperti dinyatakan oleh Stefanus ketika dia berseru, "Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah" (Kisah 7:56). Pendusta", teriak orang banyak itu dan mereka mulai melemparinya dengan batu. 

Saulus berdiri di sana dan "setuju bahwa Stefanus mati dibunuh." Tetapi ketika Tuhan Yesus berbicara kepada Saulus pada hari bersejarah di luar kota Damsyik itu, tahulah Paulus bahwa Stefanus itu benar, tetapi dialah yang keliru. Bagaimanapun juga Yesus hídup! Lagi pula, Dialah Putra Allah. Demikianlah di rumah ibadat di Damsyik Saulus memberitakan Kristus sebagai Juruselamat.

Sukarlah bila hendak menerangkan apa yang sebenarnya terjadi atas diri Saulus. Tetapi tidak perlu diragukan lagi, dari kesaksian Paulus sendiri nyatalah bahwa perubahan dalam hidupnya disebabkan karena dia sendiri telah bertemu dengan Kristus dan mempunyai hubungan yang baru dengan Dia (Galatia 2:20; Filipi 3:7, dst; I Korintus 5:14-19). 

Walaupun pengalaman itu terjadi dengan tiba-tiba dan sangat menggemparkan, namun efeknya itu kekal. Karena pengaruh yang kuat dari pertobatannya maka perlulah Paulus mengadakan penyesuaian kembali secara kejiwaan dan mental. 

Mungkin hal inilah yang menyebabkan dia tinggal beberapa waktu di Arab dan Damsyik sebelum kunjungan pertamanya ke Yerusalem (Galatia 1:16-19). Kemudian dia kembali ke kampung halamannya dan tentang kegiatannya selama delapan sampai sepuluh tahun itu hanya sedikit saja yang diketahui.

Akan tetapi dengan tegas Paulus menyatakan bahwa Kristus telah menunjuknya sebagai seorang rasul dan menyatakan Injil kepadanya "supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi (lihatlah Galatia 1:1-20).

Pelayanan Paulus

Pekerjaan Paulus sebagai utusan Injil dimulai ketika dia diminta oleh Barnabas untuk ikut dengannya ke Antiokhia di Siria. Selama dua puluh tahun berikutnya dia menjalankan pelayanan yang luas.

1. Latar Belakang Pelayan Paulus

Mulai dari Antiokhia (Kisah 11:25-26) dia kemudian menginjili propinsi Galatia, Makedonia, Akhaya, dan Asia, dan masih banyak daerah kecil lainnya. Dalam daerah daerah tersebut, dia mendirikan, menetapkan dan mengorganisasi gereja-gereja. 

Bersama-sama dengan Barnabas, Petrus, Yakobus dan lain pemimpin Gereja, Paulus memegang peranan penting dalam memecahkan masalah dasar kesel amatan bagi orang bukan Yahudi dan soal-soal persekutuan di antara orang Yahudi dengan orang bukan Yahudi (bandingkan Kisah 15:1-35; Galatia 2:1-10). 

Pandangan Paulus yang lebih luas dan minat yang sungguhsungguh, agar Injil bisa mencapai seluruh dunía, mengatasi pandangan dan minat yang terbatas dari rasul-rasul Yerusalem. Dia benar-benar telah memiliki visi Tuhannya bahwa berita itu harus disebar-luaskan kepada semua bangsa.

2. Pengelompokan Surat-surat Kiriman Paulus

Setidak-tidaknya tiga belas surat kiriman Paulus terpelihara hingga kini. Pasti dia menulis banyak surat lain yang sudah tidak ada lagi pelayanannya melalui surat-surat kirimannya itu menunjukkan keanekaragaman, namun dapat dikelompokkan di bawah empat judul utama, yang masing-masing mencerminkan perhatian kepada hal yang sama. Telah diusahakan untuk menunjukkan urutan kronologis yang kira-kira ada walaupun tidak mungkin ditentukan dengan pasti.

  • Surat-surat mengenai akhir zaman: I dan II Tesalonika
    Waktu penulisan: kira-kira tahun 50-51 TM. Surat-surat kiriman ini menekankan ajaran mengenai perkara-perkara akhir zaman dan teristimewa bertalian dengan kedatangan Kristus kali kedua dan kesimpulan-kesimpulannya dalam kehidupan orang percaya pada dewasa ini.
  • Surat-surat mengenai ajaran keselamatan: I dan II Korintus, Galatia, dan Roma
    Waktu penulisan: kira-kira tahun 55-58 TM.* Berbagai segi ajaran keselamatan diuraikan dalam surat-surat ini. Surat-surat Korintus menekankan penerapan keselamatan dalam kehidupan Gereja; Roma dan Galatia mencerminkan ajaran pembenaran dan pengungkapan lahiriahnya dalam kehidupan Kristen.
  • Surat-surat mengenai Kristus: Kolose, Filemon, Efesus, dan Filipi
    Waktu penulisan: kira-kira tahun 60-62 TM. Seringkali disebut juga Surat-surat Penjara karena surat-surat tersebut ditulis dari dalam penjara di Roma (menurut tradisi dan juga dari isi surat-surat tersebut) (Kisah 28:30,31). Surat-surat ini menyampaikan ajaran tentang Kristus dengan sangat jelas. Di dalamnya terdapat ayat-ayat yang indah, yang menyoroti pribadi dan pekerjaan Kristus dalam cara yang pasti (Kolose 1:14-22; 2:3,9-15; Filemon 15-20; Efesus 1:7-12; Filipi 2:5-11).
  • Surat-surat mengenai Gereja: I Timotius, Titus dan II Timotius
    Waktu penulisan: kira-kira tahun 63-67 TM. Tema utama dari ketiga surat Paulus yang terakhir ini adalah ajaran tentang gereja (setempat). Surat-surat ini seringkali disebut juga Surat-surat Penggembalaan. Uraiannya terutama mengenai tanggung jawab pemimpin-pemimpin gereja. Didalamnya terdapat petunjuk-petunjuk terperinci mengenai pimpinan, administrasi dan kegiatan gereja. Hari-hari terakhir kehidupan Paulus terlihat jelas dalam pasal terakhir 2 Timotius.

Alasan Paulus Ditetapkan Sebagai Rasul

Berikut ini beberapa legitimasi kenapa Paulus ditetapkan sebagai rasul, menurut aturan yang ditentukan dalam Perjanjian Baru:

  • Ia telah melihat Yesus (1Kor 9:1)
  • Ia menjadi saksi kebangkitan Kristus (1 Kor 15:15, Kis 1:22)
  • Ia ditetapkan sebagai rasul oleh Yesus Kristus dan oleh Allah Bapa (Gal. 1:1 TL)
  • Ia dipilih Oleh Allah sejak ia dikandungan ibunya (Gal. 1:15-16); dan diajar oleh Roh Kudus (Yoh 14:26 dan 16:13)
  • Injil Tuhan dipercayakan kepadanya (1 Tes 2:4)
  • Ia diperlengkapi dengan kuasa untuk mengerjakan mujizat-mujizat, sama seperti yang terjadi dengan rasul-rasul lain (2 Kor 12:12)
  • Allah menganugerahkan kepadanya kuasa dan kebijaksanaan untuk membangun anggota-anggota keluarga Allah, yakni rumah Allah (1 Kor 3:10-11 dan Ef 2:20)
  • Paulus diurapi dengan kuasa Roh Kudus untuk memperoleh pengetahuan yang khusus dalam pelayanannya (1 Kor 5:3-5, 2 Kor 12:2-5, Yoh 20:22-23).

Mengapa Paulus Dipenjara?

Mengapa Paulus dipenjarakan sebegitu lama? Jikalau ditimbang dari segi rencana Allah, maka tak dapat tiada kita harus mengakui bahwa manfaatnya sangat luas. 

Apa sebabnya? Karena melalui surat-suratnya kepada jemaat jemaat di sana-sini, Paulus menjadi pembimbing agung bagi semuanya, bahkan bagi anak-anak Tuhan turun-temurun sampai pada masa ini. Puji Tuhan!

Sebelum Paulus dipenjarakan, semua daerah yang dikenal oleh rasul-rasul sudah diinjilinya, mulai dari kota Yerusalem, ibu kota Palestina; lalu terus ke tempat-tempat lain seperti Kaisarea, pusat pemerintah jajahan di daerah itu; propinsi Samaria; Antiokhia, ibu kota Siria; Efesus. ibu kota Asia Kecil; Atena, kota yang terkemuka di negara Yunani; kota Korintus, pusat perdagangan di negara Yunani; Roma, ibu kota pemerintah jajahan dan pusat peradaban dunia pada masa itu. 

Selain dari itu, kota-kota besar di Afrika pusat Utara dan banyak kota kecil di semua daerah. Melalui segala kegiatan para rasul dan hamba-hamba Tuhan ini, sebagaimana tercantum dalam segenap Kitab Kisah para Rasul, dimulai suatu masa baru di dalam rencana Allah bagi umat-Nya, ialah zaman pembangunan jemaat-jemaat Tuhan.

Referensi:

M. Dunnet, Walter. (2013). Pengantar Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas

Chapman, Adina. (2004). Pengantar Perjanjian Baru. Bandung: Yayasan Kalam Hidup

Duyverman. (2009). Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia

Blogger Toraja
Blogger Toraja Menulis adalah bekerja untuk keabadian, semua orang akan mati kecuali karyanya
close